Kalian masih
ingat tidak pelajaran kita waktu SMP atau SMA dulu tentang Zaman penjajahan
Belanda terhadap negeri Indonesia yang tercinta ini. Siapa yang menyangka kalau
penyebab khususnya adalah sebuah tulisan dari buku yang ditulis oleh Jan
Huygen van Linshoten yang berjudul “Itinerario naer Oost ofte
Portugaels Indien“
Jan Huygen van
Linshoten adalah orang Belanda yang sudah lama bekerja pada pelaut-pelaut
Portugis. Pada awalnya yang berlayar ke kawasan Asia Tenggara hanya pelaut
Portugis, mereka tidak pernah memberitahukan jalur pelayarannya kepada bangsa
manapun juga. Tapi semua itu terbongkar dalam buku “Itinerario near Oost
Portugaels Indien” pada tahun 1595. Tentu saja buku ini laku keras di Eropa,
tapi Portugis sama sekali tidak menyukainya.
Para pengusaha
dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya
dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan
tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya.
Pada tahun 1595
Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia
Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin
Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di
Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di
pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu
menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya.
Dari sejarah
singkat di atas sangat tampak jelas bagaimana melimpahnya kekayaan di bumi ini,
sehingga menarik dunia untuk datang, lalu berdagang, yah walaupun pada akhirnya
ada yang menjajah.
Tidak akan ada
yang memungkiri potensial alam yang dimiliki Indonesia, bahkan Koes Plus pun
dulu mengabadikannya lewat lagu Kolam Susu, yang menggambarkan betapa mudahnya
hidup di Indonesia. Hanya bermodal kail dan jala, ikan dan udang bisa
diperoleh. Bahkan tongkat kayu dan batu pu bila ditanam jadi tumbuhan. Karena
itu orang bilang tanah kita itu tanah surga.
Namun pada
kenyataannya, tanah kita tidak lagi menjadi surga, bahkan bagi beberapa orang
sudah menjadi neraka. Kemiskinan dimana-mana, kelaparan dimana-mana,
kriminalitas mrajalela, pengangguran meningkat dan yang paling parah korupsi
yang seperti sudah tidak bisa dikendalikan lagi.
Bila tanah kita kaya raya, kenapa kita masih mengimpor beras?
Bila tanah kita subur, kenapa banyak yang kelaparan?
Bila tanah kita ada emas, berlian atau batu berharga lainnya, kenapa masih banyak pengemis?
Seharusnya
tidak ada kemiskinan di negri yang kaya apalagi kita sudah merdeka. Yah tapi
kita juga tidak bisa memungkiri bahwa negri ini juga “kaya” akan orang-orang
yang tamak. Pejabat yang mengatasnamakan rakyat tapi mengutamakan kepentingan
diri sendiri.
Dan yang membuat saya sangat heran adalah ketika bermunculan “orang baik” yang memang ingin memajukan bangsa ini, mereka malah disingkirkan dengan berbagai macam cara, entah diracun, ditembak, diculik atau pengusiran halus dengan setumpuk skandal politik.
Apa memang orang-orang di atas sana sudah tidak punya nurani? Apa memang harus menjadi “jahat” dulu baru kita bisa menjadi pejabat? Apa harus menunggu kita mendapat bencana dulu baru orang-orang itu sadar?
Dan yang membuat saya sangat heran adalah ketika bermunculan “orang baik” yang memang ingin memajukan bangsa ini, mereka malah disingkirkan dengan berbagai macam cara, entah diracun, ditembak, diculik atau pengusiran halus dengan setumpuk skandal politik.
Apa memang orang-orang di atas sana sudah tidak punya nurani? Apa memang harus menjadi “jahat” dulu baru kita bisa menjadi pejabat? Apa harus menunggu kita mendapat bencana dulu baru orang-orang itu sadar?
semoga bencana cepat datang itu doaku sebagai orang yg sudah muak hidup dinegara ini.. Maaf klo berlebihan :)
ReplyDeletehaha mungkin emang perlu bencana dulu sebelum bangkit ya
Delete